Senin, 18 Oktober 2010

Penyesuaian Diri pada Remaja

Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain, dibutuhkan adanya keselarasan diantara manusia itu sendiri. Agar hubungan interaksi berjalan baik diharapkan manusia mampu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, sehingga dapat menjadi bagian dari lingkungan tanpa menimbulkan masalah pada dirinya. Dengan kata lain berhasil atau tidaknya manusia dalam menyelaraskan diri dengan lingkungannya sangat tergantung dari kemampuan penyesuaian dirinya.

Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai interaksi yang kontinyu antara diri individu sendiri, dengan orang lain dan dengan dunia luar. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik (Calhoun dan Acocella,1976). Dari diri sendiri yaitu jumlah keseluruhan dari apa yang telah ada pada diri individu, tubuh, perilaku dan pemikiran serta perasaan. Orang lain yaitu orang-orang disekitar individu yang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan individu. Dunia luar yaitu penglihatan dan penciuman serta suara yang mengelilingi individu.

Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia. Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru yang dihadapi (Hurlock,1980).

Disebutkan juga oleh Hurlock (1980) bahwa seperti halnya proses penyesuaian diri yang sulit yang dihadapi manusia secara umum, para remaja juga mengalami proses penyesuaian diri dimana proses penyesuaian diri pada remaja ini merupakan suatu peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Dalam periode peralihan ini terdapat keraguan akan peran yang akan dilakukan, namun pada periode ini juga memberikan waktu kepada remaja untuk mencoba gaya baru yang berbeda, menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. Dengan kata lain hal ini merupakan proses pencarian identitas diri yang dilakukan oleh para remaja.

Untuk menjadikan remaja mampu berperan serta dan melaksanakan tugasnya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat tidaklah mudah, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini dalam diri remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada fisik, psikis, maupun sosial. Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam berhubungan yang belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus banyak penyesuaian baru.

Agar penyesuaian diri yang dilakukan terhadap lingkungan sosial berhasil (well adjusted), maka remaja harus menyelaraskan antara tuntutan yang berasal dari dalam dirinya dengan tuntutan-tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya, sehingga remaja mendapatkan kepuasan dan memiliki kepribadian yang sehat. Misalnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa para remaja tersebut memakai model pakaian yang sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Untuk itu remaja harus mengetahui lebih banyak informasi yang tepat tentang diri dan lingkungannya.

Selasa, 12 Oktober 2010

Maksiat....??? Penuhi dulu syaratnya..!!

Suatu
ketika seorang lelaki
mendatangi Ibrohim bin Ad-
ham … ia mengatakan:
“Wahai Abu Ishaq (panggilan
kesayangan Ibrohim)!
Sungguh, aku ini orang yang
terlalu menuruti hawa
nafsuku, maka ku mohon
berikan aku nasihat yang
dapat mencegah dan
menyelamatkan hatiku!
Maka Ibrohim mengatakan:
“ Jika kamu setuju dan
mampu menerapkan lima
perkara ini, maka
kemaksiatan tidak lagi
membahayakanmu, dan
kenikmatan tidak lagi
menjerumuskanmu ”.
Lelaki itu mengatakan:
“ Wahai Abu Ishaq,
Sebutkanlah lima perkara
itu !”
Ibrohim mengatakan: “Yang
pertama: Jika kamu ingin
melakukan maksiat kepada
Alloh azza wajall, maka
janganlah makan dari rizki-
Nya !”
Maka lelaki itu mengatakan:
“ Lantas dari mana aku akan
makan, sedang semua yang
ada di bumi ini termasuk
rizki-Nya ?!”
Ibrohim menimpali: “Jika
demikian, Apakah pantas
kamu makan dari rizki-Nya,
lalu kamu melakukan maksiat
pada-Nya ?!”
Lelaki itu mengatakan:
“ Tentunya tidak…
Sebutkanlah yang kedua!”
Ibrohim mengatakan: “Jika
kamu ingin bermaksiat pada-
Nya, maka jangan
menempati negeri milik-
Nya !”
Maka lelaki itu mengatakan:
“ Ini malah lebih berat dari
yang pertama… Jika semua
negeri dari timur sampai
barat itu milik-Nya, lantas
dimana aku akan
bertempat ?!”
Ibrohim menimpali: “Jika
demikian, Apakah pantas
kamu makan dari rizki-Nya
dan menempati negeri milik-
Nya, lalu kamu melakukan
maksiat pada-Nya ?!”
Lelaki itu mengatakan:
“ Tentunya tidak…
Sebutkanlah yang ketiga!”
Ibrohim mengatakan: “Jika
kamu ingin bermaksiat pada-
Nya, sedang kamu mendapat
rizki dari-Nya dan
menempati negeri milik-Nya,
maka carilah tempat yang
tidak bisa terlihat oleh-Nya,
lalu lakukanlah maksiat di
tempat itu !”
Maka lelaki itu mengatakan:
“ Wahai Ibrohim, bagaimana
ini mungkin, sedang Dia bisa
melihat apapun yang
tersembunyi ?!”
Ibrohim menimpali: “Jika
demikian, apakah pantas
kamu makan dari rizki-Nya,
dan menempati negeri milik-
Nya, kemudian kamu
melakukan maksiat kepada-
Nya padahal Dia melihatmu
dan semua gerak-
gerikmu ?!”.
Lelaki itu menjawab:
“ Tentunya tidak…
Sebutkanlah yang keempat!”
Ibrohim mengatakan: “Jika
nanti datang Malaikat
Kematian untuk mencabut
nyawamu, maka katakan
padanya: ‘Tanggguhkanlah
kematianku, sehingga aku
bisa menjalani taubat nasuha
dan melakukan amalan-
amalan yang baik ’!”
Maka lelaki itu mengatakan:
“ Ia takkan menuruti
permintaanku”
Ibrohim menimpali: “Jika
kamu tidak mampu menolak
kematian untuk bertaubat,
dan kamu tahu bahwa jika
datang kematian maka tidak
mungkin lagi ditangguhkan,
lantas bagaimana kamu akan
menyelamatkan diri?!”
Lelaki itu mengatakan:
“ Sebutkanlah yang kelima!”
Ibrohim mengatakan: “Jika
Malaikat Zabaniyah nanti
datang untuk menggiringmu
ke Neraka, maka jangan mau
pergi bersamanya !”
Lelaki itu mengatakan:
“ Mereka tidak akan
membiarkan dan
mendengarkan ucapanku”
Ibrohim menimpali: “Lantas
bagaimana kamu
mengharapkan
keselamatan ?!”
Maka lelaki itu mengatakan:
“ Wahai Ibrohim, cukup…
cukup… Aku sekarang
mohon ampun dan
bertaubat kepada-Nya”
Akhirnya lelaki itu selalu
menemani Ibrohim dalam
ibadah, hingga kematian
memisahkan keduanya …
(Diterjemahkan oleh: Abu
Abdillah Addariny, dari Kitab
at-Tawwaabiin, karya al-
Muwaffaq Ibnu Qudamah al-
Maqdisi, hal: 285-286)

Minggu, 03 Oktober 2010

Kehidupan Remaja Islam saat ini

Arus modernisasi dan globalisasi membawa perubahan cukup besar dalam aspek kehidupan masyarakat. Dampaknya terlihat dari aspek kebudayaan dan spiritual pada remaja Muslim. Antara lain kurangnya sopan santun terhadap orang yang lebih tua, kecenderungan memakai pakaian model Barat, penyalahgunaan fungsi handphonedan situs internet sebagai media penyebaran video porno, penggunaan obat-obat terlarang, hingga pergaulan bebas.

Fenomena itu yang oleh dilihat Rahmi Naska, siswi kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Padang, Sumatera Barat. ‘’Permasalahan tersebut diakibatkan adanya ketidakseimbangan antara pengetahuan agama dan arus modernisasi sehingga terjadi ketidaktenteraman (disorganisasi)dalam masyarakat,’’ dia menuturkan. Namun Rahmi berpandangan, tidak pantas menyalahkan remaja sepenuhnya dalam permasalahan ini. Katanya, ‘’Pe ranan keluarga sebagai media pembentuk kepribadian dan spiritual turut memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dan kemajuan anak dalam menghadapi tantangan zaman.”

Itulah yang mendasari pemikiran remaja kelahiran Padang, 16 Maret 1992, ini untuk melakukan penelitian berjudul, ‘Peranan Keluarga terhadap Remaja Muslim dalam Menghadapi Modernisasi Zaman’. Dari penelitian ini ia ingin menjelaskan eksistensi dan peranan keluaga sebagai upaya membentuk kepribadian remaja Muslim dalam menghadapi modernisasi zaman.

Penelitian ini, kata dia, menggunakan metode deskriptif. Yaitu suatu metode yang digunakan untuk membuat gambaran secara sistimatis mengenai hubungan antara fenomena yang diselidiki. ‘’Metode ini digunakan karena dapat membantu tujuan yang ingin dicapai,’’ dia beralasan. Untuk itu, ia mengkaji sejumlah referensi yang dapat mendukung dan menunjang keabsahan penulisan.

Dari serangkaian penilitian itu, Rahmi menyimpulkan, perkembangan arus modernisasi zaman pada abad ke-21 membawa pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan remaja Muslim. Eksistensi remaja Muslim di tengah modernisasi zaman ini sangat memprihatinkan karena banyaknya remaja yang kehilangan identitas diri sebagai seorang remaja Muslim sejati. Karena itu, menurut dia, keluarga mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk kepribadian seorang remaja yang agamis.

Rahmi menyarankan kepada remaja agar menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bijak. Kepada orangtua, bungsu dari empat bersaudara ini juga menyarankan agar menciptakan keluarga berbasis Islam sehingga akan tumbuh generasi yang agamis dan dinamis.

Menurut dia, apa pun permasalahan yang dihadapi remaja, tidak bisa disalahkan seratus persen kepada remaja. Peranan orangtua amat diperlukan untuk mendorong tumbuhnya remaja yang agamis dan dinamis, remaja yang mempunyai pemahaman agama dan tidak stagnan. ‘’Peranan keluarga membuat fondasi,’’ tuturnya.

Tidak sia-sia remaja yang mengaku besar dalam lingkungan madrasah dan senang berdiskusi ini melakukan penelitian. Hasil penelitiannya dinyatakan sebagai pemenang pertama Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2008 bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diselenggarakan oleh Departemen Agama, beberapa waktu lalu. Di depan Dewan Juri, dia mampu menjelaskan karyanya dengan baik.